Fiksi : Always

Always

Do Kyungsoo ( EXO’s D.O ) – Jeon Shiyoung ( OC )

____

Entah angin apa yang tengah berhembus, hari ini Shiyoung begitu bersemangat mengikuti kelas seni. Padahal, sebelumnya Shiyoung hampir tak pernah masuk saat pelajaran kesenian. Ada saja alasannya. Demam lah, sakit perut lah. Namun kali ini berbeda, karena…

“Kalian harus benar-benar memerhatikan tiap lekuk wajah pasangan kalian,” imbau Kim saem pada Shiyoung dan murid-murid lainnya.

Ya Tuhan… Mimpi apa aku semalam? Sampai bisa berpasangan dengan Kyungsoo. Oh… I’m very lucky today! Shiyoung membatin. Inilah faktor pendorong semangat Shiyoung hari ini. Do Kyungsoo adalah namja yang sangat Shiyoung kagumi sejak awal masa orientasi siswa.

Kyungsoo menyiapkan peralatan menggambarnya. Sejenak, ia menatap Shiyoung lalu mengembangkan senyum ramah. “Shiyoung-ssi, kuharap kita bisa bekerja sama.”

“Eh? I-iya. A-aku akan berusaha menggambar wajahmu dengan baik,” kata Shiyoung gugup. Yeoja itu buru-buru menyembunyikan wajahnya di balik papan alas kertas gambarnya. Berupaya agar Kyungsoo tak dapat melihat semburat langit senja yang tercetak manis di pipinya.

Semakin diperhatikan, wajah Kyungsoo semakin tampan saja ya… sepertinya Shiyoung tak dapat serius. Bukannya menggambar, Shiyoung malah asyik memanjakan matanya dengan terus melihat wajah Kyungsoo – atau lebih tepatnya, melamun.

“Shiyoung-ssi, apa ada sesuatu di wajahku? Dari tadi kau hanya melihatku dan tidak menggambar.” Kyungsoo menginterupsi lamunan Shiyoung. Menyebabkan yeoja itu tersentak dan salah tingkah. Shiyoung mengerjapkan kelopak matanya berkali-kali, jemarinya terangkat untuk menggaruk bagian belakang tengkuknya yang sama sekali tak gatal. Terlihat Kyungsoo yang tengah menahan senyum geli karena air muka dan tingkah Shiyoung – yang menurutnya lucu.

“Eh? Ah… Ahahaha! Bukan apa-apa, Kyungsoo-ssi. Aku hanya sedang berkonsentrasi. Jangan dipikirkan,” dusta Shiyoung sembari mengibaskan sebelah tangannya.

Karena malu, Shiyoung pun mulai menggambar dengan serius. Sudah tak terhitung berapa kali ia menggosokkan karet penghapus di atas kertas gambarnya. Hhh! Kenapa hasilnya selalu jelek, sih? Apa aku benar-benar tak punya bakat menggambar? batin Shiyoung kesal.

Manik hitam arang Shiyoung beralih fokus menatap Kyungsoo. Kyungsoo? Dia… Memejamkan matanya? Apa dia sudah bosan lalu ketiduran? Jadi, dia tak serius menggambar wajahku? Shiyoung merunduk sedih. Ia memandang ujung pensil di genggamannya dengan lesu.

Kim saem menatap sekilas arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, sebelum melayangkan fokus pandangannya pada seisi kelas. “Waktu habis. Kumpulkan kertas gambar kalian pada… Hmm, Do Kyungsoo. Kyungsoo-ssi, selepas istirahat tolong kau bawa gambar-gambar itu ke mejaku, ne?” pintanya pada Kyungsoo.

Kyungsoo yang mendengar namanya disebut-sebut, lantas bangkit dari kursinya dan membalas tatapan Kim saem dengan senyuman. “Ne, Kim saem,” jawab Kyungsoo patuh.

“Ini…” Shiyoung menyerahkan kertas gambarnya pada Kyungsoo dengan lesu. Tanpa banyak bicara, ia berlalu meninggalkan Kyungsoo.

“Hei! Jeon Shiyoung! Tunggu!” Shiyoung menutup kedua telinganya. Berusaha mengabaikan seruan Kyungsoo. Kakinya terus melangkah menjauhi Kyungsoo.

Setengah berlari, Kyungsoo menyusul Shiyoung. Tepat pada saat Shiyoung akan menuruni tangga menuju lantai satu, Kyungsoo berhasil menahan lengannya. “Waeyo, Kyungsoo-ssi?” tanya Shiyoung dengan mimik datar.

“Kau… Kenapa langsung pergi? Tidak ingin melihat hasil gambarku?” alis Kyungsoo berkerut samar, heran pada sikap Shiyoung yang tidak seperti biasanya. Yeoja yang biasanya tersenyum malu-malu ketika berbicara atau tidak sengaja bertemu pandang dengannya, kini seakan menjauhinya.

Untuk apa melihat gambarmu? Aku tahu kau tidak serius. Hasilnya pasti lebih jelek dibanding punyaku.

Tanpa menunggu jawaban dari Shiyoung, Kyungsoo dengan cepat meletakkan kertas gambar miliknya di telapak tangan Shiyoung. Membuat Shiyoung merasa agak sedikit kaget.

Mata Shiyoung melebar. Ia menatap sehelai kertas gambar di tangannya dengan takjub. Sketsa wajah yang digambar oleh Kyungsoo benar-benar bagus dan mirip dengan wajah Shiyoung.

“Aku melihatmu sedang tidur… Bagaimana bisa, kau menggambar semirip ini tanpa melihat wajahku?” manik hitam arang Shiyoung menatap ke dalam mata bulat namja bermarga Do yang berdiri di hadapannya – intens. Jeon Shiyoung sangat penasaran dan ia ingin tahu.

“Tidur? Ahahaha! Tadi itu aku tidak tidur, Jeon Shiyoung,” Kyungsoo tertawa renyah. Sedetik kemudian, fokus matanya tertuju pada manik hitam Shiyoung. Ia membalas tatapan yeoja itu dengan sorot kelembutan yang membuat Shiyoung seakan-akan terbang.

“Aku memejamkan mataku karena takut. Aku takut akan semakin terpikat oleh pesonamu, jika terus memerhatikan wajahmu. Lagipula, sekalipun dengan mata tertutup aku yakin akan selalu bisa menggambar kamu. Aku tak perlu melihat, karena di benakku selalu terbayang Jeon Shiyoung.”

Dia, namja bernama Do Kyungsoo. Dia selalu menggambar yeoja itu. Menggambarnya di dalam pikiran. Selama ini, tanpa pernah Jeon Shiyoung sadari. Kasih yang Shiyoung rasakan sesungguhnya telah lama terbalas. Atau mungkinkah Do Kyungsoo yang terlebih dahulu menyadari perasaannya kepada Jeon Shiyoung?

TAMAT


Tinggalkan komentar